INGIN SUKSES ? PASTINYA DONG....Nah di sini ada beberapa faktor kesuksesan yang harus Anda ketahui untuk kehidupan Anda
yang lebih baik.Salah satu faktornya telah terbukti penting dalam
mencapai kehidupan yang lebih baik bagi setiap pribadi. Secara
sistematis, penerapan satu atau lebih dari faktor-faktor kesuksesan
dalam kehidupan Anda
, seumpama Anda meletakkan kaki Anda pada accelerator karir Anda dan memperoleh kehidupan Anda yang lebih baik.
1. Pendidikan
Faktor kesuksesan pertama adalah pendidikan. Dalam masyarakat kita,
Orang yang dibayar mahal adalah mereka yang memiliki pengatahuan lebih
dari rata-rata). Mereka mengetahui banyak fakta-fakta penting, ide-ide
dan informasi lebih dari orang rata-rata yang berada di bidangnya. Pada
akhirnya, mereka bisa memberikan kontribusi lebih berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki dan memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Mereka di nilai lebih, dihargai lebih dan otomatis di bayar lebih dan
lebih sering mendapatkan promosi
Hukumnya adalah bahwa untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak, Anda harus belajar lebih banyak (to earn more, you must learn more).
Jika Anda ingin meningkatkan pendapatan Anda dan mencapai kehidupan
Anda yang lebih baik, Anda harus meningkatkan taraf intelektual Anda,
dengan demikian komponen pengetahuan Anda bernilai melalui apa yang Anda
lakukan.
2. Ketrampilan
Faktor kesuksesan kedua adalah Anda dapat mencapai kehidupan yang lebih
baik melalui Ketrampilan. Tingkat kemampuan Anda di bidang Anda
menentukan kualitas dan kuantitas hasil Anda. Semakin baik yang bisa
Anda lakukan, semakin mudah bagi Anda untuk maju dan memperoleh hasil
pada tingkat tertentu.
Sama halnya ketika Anda meningkatkan keterampilan Anda, melalui proses
pembelajaran dan pengalaman, Anda dapat melakukan hal-hal kecil yang
lebih baik untuk meningkatkan kecepatan dan hasil yang bisa di prediksi.
3. Relasi
Faktor kesuksesan ketiga untuk maju dan memperoleh kehidupan yang lebih
baik adalah mengembangkan dan memperluas relasi. Anda akan menemukan
bahwa mayoritas setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan Anda
dipengaruhi oleh orang lain yang membuka atau menutup pintu dari Anda.
Kehidupan terbaik yang mungkin terjadi akan ditentukan oleh jumlah
orang yang mengetahui Anda dan menyukai Anda dan yang ingin membantu
Anda.
Dalam rangka memperluas jaringan relasi Anda, Anda harus memperluas
jaringan secara terus-menerus dalan setiap kesempatan. Ada korelasi
antara jumlah orang yang Anda kenal dengan kesuksesan Anda.
4. Uang
Salah satu faktor kesuksesan yang paling penting adalah Uang. Memiliki
uang yang banyak di bank memberikan Anda kebebasan yang lebih besar dan
kemampuan Anda untuk mengambil keuntungan dari setiap kesempatan yang
datang. Jika Anda bangkrut atau memiliki hutang, sangat sedikit
kesempatan yang terbuka bagi Anda.
Satu dari banyak hal yang penting yang bisa saya pelajari dalam hidup
adalah bahwa “Anda bebas menentukan pilihan Anda. Jika Anda tidak punya
pilihan, Anda tidak punya kebebasan. Jika Anda terjebak dalam pekerjaan
yang sudah ‘buntu’ Anda tidak bisa meninggalkannya sebab Anda tidak
memiliki uang yang bisa disisihkan. Anda telah menahan potensi Anda.
Anda terkunci di tempat dan tidak memiliki pilihan untuk maju. Anda bisa
saja mengakhiri perputaran roda Anda dan Anda kehilangan bulan dan
tahun dan waktu Anda bahwa Anda tidak memiliki pilihan tetapi hanya
menerima apa yang diterima oleh tangan Anda.
5. Kebiasaan Baik dalam Bekerja
Faktor kesuksesan kelima yang memungkinkan bisa Anda mendapatkan lebih
dalam waktu yang singkat adalah Kebiasaan Baik dalam Bekerja. Kemampuan
Anda untuk meningkatkan ROTI, or “Return on Time Invested”
(Pengembalian Investasi Waktu) yang dapat memungkinkan Anda untuk
mencapai banyak hal dengan sangat cepat dalam waktu singkat dari orang
lain yang tidak teratur dan tidak rapi.
Mengembangkan kebiasaan kerja yang baik membutuhkan Anda untuk berpikir
sebelum bertindak. Anda membuat daftar (list) sebelum Anda memulai.
Kebiasaan bekerja yang baik mengharuskan Anda mempertimbangkan
konsekuensi positif atau negatif dari apa yang Anda lakukan.
6. Sikap Mental Positif
Faktor keenam dalam kesuksesan karir dan kehidupan Anda, untuk
mengurangi waktu yang Anda butuhkan dalam mencapai tujuan Anda adalah
dengan mengembangkan Sikap Mental Positif. Sikap mental positif adalah
keputusan yang sangat baik yang bisa Anda buat. Ingatlah, Anda akan
menjadi seperti apa yang Anda pikirkan. Jika Anda terlibat dalam hal-hal
yang positif, percaya diri dan optimis dengan orang-orang yang sama,
Anda akan menjadi salah satu dari mereka dan menjalani hidup Anda dengan
lebih baik.
Siapapun bisa tetap positif ketika segala sesuatu berjalan dengan baik.
Di sini-lah kemampuan Anda untuk melihat sesuatu yang lebih baik dalam
setiap situasi yang positif dan Anda mulai maju dalam kehidupan.
sumber http://www.majalahexcellent.com/artikel/402/9-faktor-kesuksesan-pengembangan-pribadi
Kamis, 14 Maret 2013
ISTILAH YANG SERING DIPAKAI PENCINTA ANIME
Istilah yang sering dipakai pecinta anime
Nah , biar makin tau apa istilah-istilah yang sering digunakan pecinta anime , di sini bakal bagi-bagi ilmu,langsung aja yuk !!Cussssss
1.Otaku
Sebelum kamu mendeklarasikan kecintaan kamu terhadap anime ke orang lain , kamu harus tau dulu siapa sih kamu sebenarnya. Otaku adalah sebutan bagi penggemar berat anime, itu aja kok, simpel. Kalo ada temen kamu yang 'sok tau' tentang anime, kamu datengin aja dan tanya 'eh kamu otaku?' kalo dia jawab iya dengan yakin , kamu dapet temen pecinta anime juga. Kalo dia malah tanya 'otaku apaan sih?' Selamat! Kamu menang ronde pertama.hahah.
2.Ongoing
Tulisannya ONGOING tapi bacanya ON GOING , yaitu anime / manga yang ceritanya masih lanjut terus belum selesai sampai sekarang , dan ga jelas kapan selesainya. Contohnya Naruto sama One Piece. Jadi kalo ada temen kamu yang ngaku-ngaku udah liat tamatnya One Piece, buang aja ke laut! Emang Echiiro Oda mau bocorin gitu aja, emang dia siapanya? Ponakannya ? Pembantunya ? Mahonya ? *eh* *ditabokeditor*
3.OVA
Singkatan dari Original Video Anime . Video yang (sebenarnya) tidak pernah dipublikasikan secara cuma-cuma. Biasanya sih cuma jadi sisipan di kaset DVD movie-nya. Tapi karena canggihnya para hacker,OVA jadi mudah sekali disebarkan secara masal. Baik ya mereka :3 *lemparAlpukat*
4.Filler
Filler itu semacam alur cerita yang keluar dari alur asli manga. Biasanya memang ada di anime-anime yang diadaptasi dari manga. Jadi supaya ada isinya diisi filler deh .Eh gimana sih? Ya pokonya gitu deh tau ah.
5.Hentai
Kalo yang satu ini pasti udah banyak yang tau kan? Hayo ngaku. Hentai adalah anime yang berisi adegan sex. Kalo di grogol.us labelnya malah MAHO, kalo ada topik yang ada MAHO nya pasti isinya Hentai, gatau juga sih kenapa harus MAHO *mikir*
6.Ecchi
Anime yang semi hentai. Ecchi cuma sampai buka-bukaan doang tapi ternyata banyak juga yang doyan. Nah , kalo cowok-cowok di kelas kamu ngomongin ecchi seperti hanya mereka saja yang tahu apa itu ecchi, teriakin aja 'ASTAGFIRULLAAAAH' hahaha malu deh.
7.RAW
Anime yang tanpa subtitle dan tanpa dubbing , masih asli bahasa Jepang. Sampai sekarang Kadalgeek masih belum tau apa kepanjangan dari RAW . Ratapan Anak Wiri kali ya *TIRI* *plakk*
8.Softsub
Softsub atau Softsubtitle atau bahasa Indonesianya Subtitle Lembut (?) adalah subtitle yang menyatu dengan video. Jadi kalo download video udah satu paket dengan subtitle.
Koreksi:
Ternyata ,Softsub adalah subtitle yang masih bisa diextract agar bisa diedit lagi ataupun di sub ke bahasa lain lagi .. Meheheh.. Kadalsotoy mode ON :3
9.Hardsub
Kebalikan dari softsub , yaitu subtitle yang terpisah dengan video. Harus download subtitlenya juga agar bisa menikmati alur ceritanya.
Nah itu dia sebagian istilah yang sering di pakiai pecinta anime...
Sumberhttp://www.kadalgeek.com/2012/06/istilah-yang-sering-dipakai-pecinta.html
Sifat Orang Jepang yang patut di tiru
Mendengar kata "Jepang" pasti yang tersirat adalah kemajuan dan ilmu
teknologinya yang maju. Namun di balik semua itu, Jepang mempunyai
tradisi turun temurun yang sekiranya pantas untuk ditiru (wajib ditiru).
Di sini ada beberapa tradisi warga Jepang yang diwariskan kepada anak
cucu mereka yang membuat mereka hebat dalam segala hal.
1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.
2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.
5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini.
7. Budaya Baca
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.
8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
sumber: http://www.memobee.com/index.php?do=c.every_body_is_journalist&idej=1903
1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.
2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.
5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini.
7. Budaya Baca
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.
8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
sumber: http://www.memobee.com/index.php?do=c.every_body_is_journalist&idej=1903
YUI~TOKYO
Assalamualaikum wr wbr.Ohayou Gozaimasu minna .......? Kalian kenal YUI ?Sudah pernahkah anda dengar dan menyanyikan lagu YUI~tokyo ?yapsss dia adalah seorang wanita(orang Jepang)yang mempunyai bakat yang bisa membangun inpirasi,betul dan juga lagu-lagunya emang sangat bagus dan keren.Jadi biar gak penasaran ni saya akan pos lirik dan kunci Gitarnya :
Yui
- "TOKYO" (live accoustic on Melodix)
tunning
: Eb Ab Db Gb Bb Eb
[Intro]
G
Dsus G Cadd9
|--3----3----3----3------|
|--3----3----3----3------|
|--0----2----0----0------|
|--0----0----0----2------|
|--2----0----2----3------|
(2x)
|--3----0----3-----------|
G D Am
C
Sumi
nareta kono heya wo
Em D
Cadd9
Dete
yuku hi ga kita
G D
Am C
Atarashii
tabidachi ni
Em D
Cadd9
mada
tomadotteru
Am D
G G/F Em
Eki
made mukau BASU no naka
Am D
Tomodachi
ni MEERU shita
C
D Em-Em7
Asa
no HOOMU de denwa mo shitemita
C
D Em-Em7
Demo
nanka chigau ki ga shita
C
D Em-Em7
Furui
GITAA wo hitotsu motte kita
C
D Em-Em7
Shashin
wa zenbu oitekita
C D
Bm Em
Nanika
wo tebanashite soshite te ni ireru
C D (play intro G Dsus G Cadd9)
Sonna
kurikaeshi ka na?
G D
Am C
Tsuyogari
wa itsudatte
Em D
Cadd9
yume
ni tsuduiteru
G D
Am C
Okubyou
ni nattara
Em D
Cadd9
soko
de togireru yo
Am D
G G/F Em
Hashiri
dashita densha no naka
Am D
Sukoshi
dake naketekita
C D Em-Em7
Mado
no soto ni tsuduiteru kono machi wa
C
D Em-Em7
Kawara
nai de to negatta
C
D Em-Em7
Furui
GITAA wo atashi ni kureta hito
C
D Em-Em7
Toukyou
wa kowaitte itte ta
C D
Bm Em
Kotae
wo sagasu no wa mou yameta
C D G D
Machigai
darakede ii
C
D Em-Em7
Akai
yuuyake ga BIRU ni togireta
C
D Em-Em7
Namida
wo koraetemo
C
D Em-Em7
Tsugi
no asa ga yattekuru tabigoto ni
C
D Em-Em7
Mayou
koto datte aru yo ne?
C D Bm
Em
Tadashii
koto bakari erabe nai
C D G
Cadd9
Sore
kurai wakatteru
G Cadd9
G Cadd9 G Cadd9 G Cadd9.
Huh
hu, Huh hu , Huh hu, Huuhu..,huhu ,huhu ,huhu....
Wisata paling indah di Jepang
Berwisata ke Jepang pastilah menyenangkan. Ada begitu banyak tempat Jepang yang menarik dan patut dikunjungi ni.Gak usah pake lama,langsung saja ya,ini ada beberapa tempat yang paling indah dan keren yang gak bakal bisa dilupain dehh.Jadi kalu kalian suatu saat nanti kamu pergi ke Jepang jangan lupa mampir (berwisata) mengunjungi negeri sakura itu, karena banyak sekali objek wisata yang indah.
1.Tokyo Disney Resort
Bila kalian suka berkunjung ke taman hiburan , Tokyo Disney Resort bisa menjadi jawaban yang tepat. Taman hiburan ini berada di prefektur Chiba dan telah mendapat lisensi dari The walt Disney Company.
1.Tokyo Disney Resort
Bila kalian suka berkunjung ke taman hiburan , Tokyo Disney Resort bisa menjadi jawaban yang tepat. Taman hiburan ini berada di prefektur Chiba dan telah mendapat lisensi dari The walt Disney Company.
Langganan:
Postingan (Atom)